RAMADHAN menjadi bulan penuh
kesan yang selalu terkenang bagi masyarakat muslim pada umumnya. Betapa
tidak, pada bulan penuh berkah ini, ragam menu makanan khas yang
biasanya hanya ada di bulan puasa hadir untuk hidangan saat berbuka.
Bahkan bisa dikatakan, Ramadhan merupakan bulan kuliner karena selalu
dihiasi dengan aneka makanan untuk berbuka.
Di Subulussalam, menu anyang (sejenis urap) salah satu makanan khas setiap bulan puasa. Meski terkesan tak umum, namun penganan anyang ini selalu menjadi hidangan berbuka favorit yang ramai diburu warga.
Anyang sudah menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Kota Sada Kata itu. Sejak dulu, hidangan khas etnis Singkil (suku pribumi Kota Subulussalam-red) ini menjadi santapan khusus setiap Ramadhan.
Yang menjadi khas makanan spesial ini adalah pada bumbu-bumbunya yang terdiri dari cabai, kelapa gonseng, bawang dan asam jeruk nipis dengan diolah sedemikian rupa. Masakan ini sendiri bisa berbahan sayur pakis, bunga kates, daun ubi, kacang panjang, jantung pisang, pangkat dan simboling (pucuk rotan-red) atau juga lokan (kerang-red).
”Bahannya bisa pakis, jantung pisang, kacang, kerang atau pangkat, karena yang membuat khasnya itu adalah bumbu-bumbunya,” kata Herlinawati (28), seorang ibu rumah tangga kepada Serambi, Minggu (29/7).
Nah jika Anda ingin mencoba citarasa anyang, bulan inilah waktunya. Anyang saat ini banyak dijual di sepanjang Jalan Teuku Umar seperti depan masjid Asilmi, sekitar Lapangan Beringin, depan Hotel Winda dan sejumlah lapak yang menjual penganan berbuka. ”Satu porsi hanya Rp 3.000 kalau yang lebih banyak Rp 5.000,” terang Khairani (40) seorang pedagang makanan berbuka.(khalidin)
Di Subulussalam, menu anyang (sejenis urap) salah satu makanan khas setiap bulan puasa. Meski terkesan tak umum, namun penganan anyang ini selalu menjadi hidangan berbuka favorit yang ramai diburu warga.
Anyang sudah menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Kota Sada Kata itu. Sejak dulu, hidangan khas etnis Singkil (suku pribumi Kota Subulussalam-red) ini menjadi santapan khusus setiap Ramadhan.
Yang menjadi khas makanan spesial ini adalah pada bumbu-bumbunya yang terdiri dari cabai, kelapa gonseng, bawang dan asam jeruk nipis dengan diolah sedemikian rupa. Masakan ini sendiri bisa berbahan sayur pakis, bunga kates, daun ubi, kacang panjang, jantung pisang, pangkat dan simboling (pucuk rotan-red) atau juga lokan (kerang-red).
”Bahannya bisa pakis, jantung pisang, kacang, kerang atau pangkat, karena yang membuat khasnya itu adalah bumbu-bumbunya,” kata Herlinawati (28), seorang ibu rumah tangga kepada Serambi, Minggu (29/7).
Nah jika Anda ingin mencoba citarasa anyang, bulan inilah waktunya. Anyang saat ini banyak dijual di sepanjang Jalan Teuku Umar seperti depan masjid Asilmi, sekitar Lapangan Beringin, depan Hotel Winda dan sejumlah lapak yang menjual penganan berbuka. ”Satu porsi hanya Rp 3.000 kalau yang lebih banyak Rp 5.000,” terang Khairani (40) seorang pedagang makanan berbuka.(khalidin)
Editor : bakri
0 komentar:
Posting Komentar